
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM PERSPEKTIF HADIS (Sebuah Pendekatan Maudhu’i)
Rp 40.000
oleh Muhammad Sabri. A.M. S, Ag.
Beli Buku
Profil Penulis
Muhammad Sabri A.M. S,Ag. lahir pada tanggal 17-Agustus-1996, di Talang Arah, Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Muko-muko, Propinsi Bengkulu. Lahir di rahim ibu bernama Badawiyah dan Ayah Ali Amran. Menyelesaikan S1 di IAIN Bukittinggi pada Jurusan Ilmu Hadist, Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah. Dengan menyandang gelar Sarjana Agama (S,Ag) pada bulan desember 2019. Sekarang mahasiswa Aktif Pascasarjana UIN Imam Bonjol padang pada jurusan Ilmu hadist. Selain aktif menjadi Mahasiswa. Terdapat berbagai macam kegiatan di luar kampus dalam berbagai organisasi. diantaranya adalah Anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia, Ketua Badan dan latihan Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia, Wakil Ketua Pemuda Muslimin Kabupaten Agam Sumatera Barat, Ketua Umum Alumni Jurusan Ilmu Hadist IAIN Bukittinggi. Riwayat pendidikan; MIN Talang Arah, MTSN Talang Arah sampai Kelas 2, Pondok pesantren tarbiyah Islami Kota payakumbuh berada di kelas 3 tingkat SLTP, MAN 2 Kota Payakumbuh, Istitut Agama Islam Negri kota Bukittinggi (IAIN).Deskripsi
Masyarakat Indonesia terkhususnya, merupakan masyarakat yang majemuk atau multikultural yang terdiri dari berbagai suku, ras, agama, bahasa, partai politik dan ideologi. Keragaman ini di akui oleh konstitusi yang di jamin oleh hukum bagi para pemeluknya. Supragaman ini pada dasarnya benilai positif dalam keharmonisan beragama dan berbangsa. Tapi hal ini juga bisa menjadi stimulus timbulnya konflik. Maka solusinya adalah mengamalkan hadist Nabi Saw dan berpangku pada Pancasila.Salah satu akhlak mulia yang dicontohkan Rasulullah adalah sikap toleransi beliau baik pada sahabat, kaum musyrik, kafir, dan lainnya. Oleh sebab itu perlu pembaca menuntaskan membaca buku ini, dan memilikinya. Karena banyak pelajaran yang dapat dipetik dengan berdasarkan dalil-dalil dari hadits hadits Rasulullah. (Dr. Hj. Rahima Sikumbang, Lc,MA)
Buku ini terinspirasi dari perkembangan sosial agama yang seakan-akan mengoyak keharmonisan. Sementara banyak firman Allah dan hadist Rasulullah yang mencitrakan keharmonisan keberagaman beragama. Penganut Agama Islam mesti tahu, bahwa Al-Quran banyak membahas perkara sosial dibandingkan teologi. Sebab fungsi agama sebenarnya adalah untuk kebaikan dalam perjalanan hidup manusia.